Kunjungan Prof. Garry Sands dari Minnesota University US ke Smart Agri – Lab. EMP: Eksplorasi Teknologi Pertanian Cerdas
May 22, 2025SmartAgri UGM dan BOSCH Jajaki Kolaborasi Riset Pertanian Cerdas, Fokus pada Tantangan Perkebunan Sawit
July 14, 2025
Sleman, 9 Juni 2025 – Smart Agriculture Research Center, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), melaksanakan uji coba penggunaan teknologi drone Vertical Take-Off and Landing (VTOL) Trinity Pro dalam kegiatan pemetaan dan evaluasi kesehatan tanaman di area perkebunan tebu dan pepaya. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Sutun, Desa Sendangsari, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai bagian dari kerja sama penelitian antara UGM dengan Pemerintah Desa Sendangsari untuk komoditas pepaya serta PT Madubaru (Pabrik Gula Madukismo) untuk komoditas tebu.

Ir. Andri Prima Nugroho, STP., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., APEC Eng., Koordinator Peneliti Smart Agriculture Research Center UGM, sangat mendukung kegiatan ini. Beliau menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi drone VTOL sebagai salah satu inovasi strategis dalam mendorong pertanian presisi dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien di sektor perkebunan.

Drone Trinity Pro yang digunakan dalam kegiatan ini dilengkapi dengan sensor RGB dan multispektral MicaSense yang memungkinkan pengambilan data citra resolusi tinggi. Citra tersebut akan dianalisis untuk memetakan kondisi fisiologis tanaman secara akurat melalui indikator vegetasi seperti NDVI dan NDRE. Menurut Ardan Wiratmoko, S.T.P., M.Sc., peneliti dari Smart Agriculture Research Center UGM, drone ini memiliki sejumlah keunggulan yang sangat mendukung pengembangan pertanian presisi, seperti kemampuan terbang hingga 90 menit dalam satu kali misi dengan cakupan area yang luas, kemampuan lepas landas dan mendarat secara vertikal yang memungkinkan operasional di lahan terbatas, serta kemampuan transisi otomatis ke mode fixed-wing untuk efisiensi energi dan waktu. Selain itu, integrasi sensor multispektral menjadikan drone ini sangat efektif dalam mendeteksi stres tanaman, defisiensi nutrisi, maupun kebutuhan irigasi.

Tim yang ikut dalam pemetaan hari ini antara lain: Lukas Wiku, STP., M.Sc., Fadel Arya Pradana, S.Si., Bondan Satria Pamungkas, STP., Samuel Gatot Marseno, STP., Hafidz Ebril Perdana, STP., Mutiara, Fahmi, Kevin, Ilham, dan Faiz. Mereka bertugas mengoperasikan drone, mengelola sensor, serta memastikan data dikumpulkan dengan kualitas terbaik untuk analisis selanjutnya.
Partisipasi aktif dari masyarakat dan pemangku kepentingan lokal turut menjadi faktor penting dalam keberhasilan kegiatan ini. Pak Ari, petugas lapangan Desa Sendangsari, mengapresiasi kehadiran teknologi ini di kebun pepaya. Menurutnya, penggunaan drone memberikan kemudahan dalam memantau kondisi tanaman secara menyeluruh, terutama dalam mendeteksi potensi gangguan yang tidak mudah dikenali dengan pengamatan langsung di lapangan. Dengan informasi visual dan numerik dari citra udara, petani bisa lebih cepat mengambil langkah korektif yang tepat sasaran.
Dukungan juga datang dari PT Madubaru selaku pengelola perkebunan tebu. Muhammad Luthfi Dinsaputro, S.T.P., menyampaikan bahwa pihaknya sangat siap untuk mendalami dan mengembangkan pemanfaatan teknologi citra drone dalam manajemen kebun tebu. Ia menilai bahwa metode ini sangat potensial untuk mempercepat deteksi kondisi tidak normal pada tanaman, mengoptimalkan penggunaan pupuk dan air, serta meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Seluruh proses penelitian ini melibatkan beberapa tahap penting, mulai dari perakitan peralatan dan integrasi sensor, penyusunan rencana penerbangan (flight plan) yang mempertimbangkan batas lahan dan kontur wilayah, hingga pelaksanaan penerbangan drone untuk akuisisi data. Data yang diperoleh kemudian akan diolah menggunakan perangkat lunak pemetaan dan analisis spasial guna menghasilkan peta kesehatan tanaman, distribusi biomassa, dan rekomendasi agronomis yang lebih presisi.
Kegiatan ini menjadi langkah awal penerapan sistem pertanian presisi berbasis penginderaan jauh di wilayah perdesaan Indonesia. Melalui inovasi teknologi seperti drone VTOL Trinity Pro, diharapkan petani dan pengelola perkebunan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan usaha taninya. Tim dari Smart Agriculture Research Center UGM berkomitmen untuk terus mengembangkan dan mereplikasi model ini ke berbagai daerah serta komoditas lainnya, guna mendukung pertanian yang berbasis data dan teknologi di era modern.
