AgriPicnic 2025: Merayakan Prestasi dan Menjalin Silaturahmi Peneliti Smart Agriculture di Pantai Ngandong
May 12, 2025Kunjungan Prof. Garry Sands dari Minnesota University US ke Smart Agri – Lab. EMP: Eksplorasi Teknologi Pertanian Cerdas
May 22, 2025Makassar, 26 April 2025 – di tengah upaya besar untuk memodernisasi sistem irigasi di Indonesia, pemeliharaan peralatan pendukung menjadi kunci penting dalam memastikan keberhasilan program ini. Baru-baru ini, Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama dengan Pusat Kajian Modernisasi Irigasi dan Pertanian (PKMIP) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada melakukan pemeliharaan beberapa alat teknologi canggih di Daerah Irigasi Pamukkulu dan Daerah Irigasi Tabo-tabo. Pemeliharaan ini bertujuan untuk memastikan semua peralatan tetap berfungsi optimal dalam mendukung sistem pengelolaan irigasi yang lebih efisien dan berbasis data real-time.

Di Daerah Irigasi Pamukkulu, alat yang dipelihara antara lain Smart V-Notch Inlet dan Outlet yang berfungsi untuk mengukur debit air yang masuk dan keluar dari petak sawah. Selain itu, ada juga Smart Ring Infiltro untuk memantau tingkat infiltrasi dan evapotranspirasi air, Automatic Rainfall Recorder yang mencatat curah hujan harian, dan Smart Automatic Weather Station yang mengukur parameter iklim mikro seperti suhu udara, kelembaban, dan kecepatan angin. Sementara itu, di Daerah Irigasi Tabo-tabo, pemeliharaan dilakukan pada Smart V-Notch Inlet dan Outlet serta Smart Ring Infiltro.




Menurut Ardan Wiratmoko, STP., M.Sc., anggota tim teknis dari PKMIP UGM, pemeliharaan rutin ini sangat penting agar peralatan yang terhubung dengan SIPASI (Sistem Pengelolaan Irigasi) tetap dapat memberikan data yang akurat dan dapat diandalkan. “Data yang dihasilkan oleh alat-alat ini sangat krusial dalam pengelolaan air yang efisien. Jika peralatan ini tidak berfungsi optimal, akan berdampak pada pengambilan keputusan yang berbasis data,” ujarnya. Pak Ardan juga menambahkan bahwa tim dari Smart Agriculture Research Center UGM memiliki peran besar dalam mendukung pengembangan dan pemeliharaan peralatan ini. “Kami tidak hanya terlibat dalam pengembangan teknologi, tetapi dalam hal pemeliharaan untuk memastikan alat-alat ini dapat terus mendukung program modernisasi irigasi dengan baik,” tambahnya.
Kegiatan pemeliharaan ini juga diikuti dengan evaluasi dari para petugas yang terlibat dalam pengelolaan irigasi di lapangan. Pak Khaidir, admin SIPASI di Daerah Irigasi Tabo-tabo, mengungkapkan betapa pentingnya sistem ini dalam mengelola distribusi air di petak sawah. “Dengan data yang terkirim langsung ke SIPASI, kami bisa memantau secara real-time kebutuhan air dan menyesuaikan aliran air untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan irigasi,” menurut Pak Khaidir.
Hal serupa juga disampaikan oleh Pak Iman, admin SIPASI di Pamukkulu, yang menambahkan bahwa keberadaan alat-alat ini membantu dalam menyusun rekomendasi yang lebih tepat untuk pengelolaan irigasi di lapangan. “SIPASI memberikan data yang sangat berguna dalam merencanakan pembagian air dengan lebih efisien, serta mendukung keputusan teknis yang berbasis data,” ujarnya.
Selain itu, Pak Rahim, yang bertugas sebagai penjaga dan pencatat data klimatologi di Stasiun Klimatologi Bendung Pamukkulu, merasa sangat terbantu dengan adanya peralatan Automatic Weather Station. Hal ini dapat membantu melakukan pengamatan secara real-time dan kontinu.
Dengan adanya pemeliharaan alat-alat ini, harapannya adalah sistem irigasi modern yang diterapkan di Pamukkulu dan Tabo-tabo dapat terus berjalan dengan baik, menghasilkan pengelolaan air yang lebih efisien, dan mendukung pertanian berkelanjutan di Indonesia, sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) seperti mengakhiri kelaparan, memastikan akses terhadap air bersih, dan mendukung tindakan terhadap perubahan iklim.
