SmartAgri UGM dan BOSCH Jajaki Kolaborasi Riset Pertanian Cerdas, Fokus pada Tantangan Perkebunan Sawit
July 14, 2025SmartAgri UGM bersama dengan PT. BISI International Tbk Resmikan Sistem Smart Greenhouse di Magelang, Dorong Produksi Benih Unggul Berbasis IoT
July 14, 2025
Yogyakarta, 28 Mei 2025 – Smart Agriculture Research Center Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pertemuan penting dengan perwakilan dari Kubota, perusahaan manufaktur alat dan mesin pertanian (alsintan) terkemuka, untuk menjajaki potensi kolaborasi riset dalam pengembangan pertanian presisi di Indonesia. Diskusi ini berfokus pada upaya peningkatan efisiensi dan keberlanjutan penggunaan alsintan, khususnya traktor, di sektor pertanian pangan.
Pertemuan yang berlangsung pada Rabu, 28 Mei 2025, ini dihadiri oleh jajaran pimpinan dan peneliti dari Smart Agriculture UGM, termasuk Prof. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng., dan Ir. Andri Prima Nugroho, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng. Dari pihak Kubota, hadir langsung Indonesia President Director Toyokazu Murata, Sales Manager Azusa Takaki, serta perwakilan lainnya.
Dalam sambutannya, Prof. Lilik Sutiarso menyoroti pengalaman UGM dalam kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk pengembangan sistem GPS guna mendukung mekanisasi pertanian. Beliau menegaskan posisi Smart Agriculture sebagai pusat unggulan dalam pengembangan dan penerapan teknologi pertanian presisi di UGM. Prof. Lilik juga menggarisbawahi bahwa penerapan alsintan saat ini masih lebih dominan di sektor perkebunan dibandingkan sektor pertanian pangan di Indonesia, menunjukkan adanya celah yang perlu diisi.
Sesi diskusi menjadi inti pertemuan, di mana kedua belah pihak membahas tantangan dan solusi inovatif. Teridentifikasi kebutuhan mendesak untuk memperluas penelitian terkait traktor, khususnya dalam konteks pertanian presisi dan integrasi dengan teknologi digital. Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di lapangan diketahui menghadapi kendala dalam manajemen penggunaan dan perawatan traktor secara efisien dan berkelanjutan.
Menanggapi hal tersebut, Smart Agriculture UGM mengusulkan model layanan inovatif yang menyerupai “dealer otomotif” untuk alsintan. Model ini akan menyediakan sistem terpadu, termasuk pengingat perawatan berkala (maintenance reminder) dan dukungan teknis yang komprehensif. Selain itu, diajukan pula konsep sistem manajemen keuangan bagi pengguna alsintan untuk memaksimalkan manfaat mekanisasi pertanian melalui pengelolaan dana yang lebih terstruktur.
Gagasan-gagasan ini disambut baik, mengingat Kementerian Pertanian juga mengidentifikasi masalah serupa terkait kurangnya optimalisasi penggunaan alsintan oleh petani. Program inovatif seperti model dealer otomotif diharapkan dapat meningkatkan adopsi mekanisasi secara signifikan.
Diskusi juga menyentuh pengembangan sistem pelacakan (tracking) kerja traktor untuk memantau aktivitas secara presisi dan menghitung estimasi biaya operasional secara real-time. Lebih jauh, diusulkan gagasan pemetaan alsintan secara nasional untuk mengetahui jumlah, distribusi, dan status operasional traktor serta alsintan lainnya di Indonesia secara terintegrasi.
Pertemuan ini menandai langkah awal yang menjanjikan bagi kolaborasi antara akademisi dan industri dalam memajukan sektor pertanian Indonesia melalui inovasi teknologi dan manajemen alsintan yang lebih cerdas dan efisien.
Konten Instagram dapat dilihat melalui link berikut: https://www.instagram.com/reel/DKM6cFGzNSA/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==